Muslimah Fashion Trensetter

Selasa, 24 Oktober 2017

"MENDIDIK ANAK SUKA SUKA EMAK"

Karena saya ini cukup senior sebagai emak, kadang-kadang ada temen, sodara atau siapalah yang bertanya kepada saya soal mendidik anak. Padahal saya juga tidak menggunakan metode atau  cara-cara tertentu, spontan saja Learning by doing
                    Memang sih ketika memiliki anak pertama biasanya kita serba perfeksionis, berusaha mendidik anak dengan cara yang tepat, biar anak cerdas, soleh, dan sukses dimasa depan. Banyak juga buku-buku parentin
g yang saya baca, browsing di internet, ikutan milis mendidik anak (yaa zaman saya punya anak pertama baru ada milis, belum ada grup Whatss App atau Telegram, ketahuan ya tuanya) bahkan sampai ikut seminar parenting.
                    Apakah semua itu saya terapkan dalam mendidik anak? Tidak semua! Paling hanya sekitar 60% aja yang benar-benar dipraktekkan, selebihnya entah itu lupa atau susah di terapkan. Sementara waktu itu saya masih kerja dan sibuk gonta-ganti pembantu sampai akhirnya anak saya dititipin di “Day Care”(aduhh gak tegalah nyebut “Tempat Penitipan Anak”, soalnya jadi seperti  “Tempat Penitipan Motor” hiks).
                    Dulu sempet nge-trend metode mengajarkan anak membaca “Glenn Doman” sesuai dengan nama penemunya. Cara nya dengan menulis kata-kata pada karton besar, menggunakan spidol warna merah, lalu di tunjukkan pada anak dan kita menyebutkan kata-kata itu dengan suara yang lantang. Karton itu disebut Flash Card. Awalnya saya buat sendiri, tapi ternyata ada yang jual flash card lengkap tinggal pakai. Itupun tidak semua nya saya praktekkan, apalagi anak bungsu saya, hanya sedikit sekali merasakan flash card, tapi Alhamdulillah anak-anak saya sudah bisa baca semua.
                      Saya juga semangat ingin agar anak-anak saya pinter ngomong bahasa inggris. Sejak kecil, dirumah sering saya ajak ngobrol pakai bahasa inggris. Kadang-kadang di ketawain suami, atau  pembantu juga sembunyi-sembunyi ketawa. Karena tidak konsekuen dan jarang dipakai, anak-anak juga suka tertawa kalau saya ngomong pakai bahasa inggris. Katanya “Ibu ngomong apaan sih?” akhirnya nyerah, saya serahkan saja belajar bahasa inggrisnya di sekolah dan DVD belajar bahasa inggris untuk anak-anak.
                    Masih banyak lagi teori-teori tentang mendidik anak yang agak susah menerapkannya. Contohnya lagi teori yang bilang tidak boleh bilang “Jangan” ke anak. “No yelling” atau tidak boleh berteriak pada anak. Bagaimana mungkin ngga teriak, ngomong biasa aja saya seperti berteriak (Kata suami saya hehehe). Mengenai teori tidak boleh mengatakan “jangan” itu ada bantahannya. Dalam Alqur’an saja banyak kata jangan, artiya kita boleh bilang jangan pada hal-hal tertentu, but anyway saya tidak bisa menerapkan untuk tidak bilang “jangan”
                    Walaupun begitu saya masih tetap mempelajari teori-teori mendidik anak, mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari semampunya. Terutama cara mendidik anak ala Rosulullah, saya berusaha menerapkan sepenuhnya, didukung dengan teori-teori yang lain. Intinya  adalah jangan pernah berhenti mencari cara yang tepat untuk emak atau anak-anak emak dalam cara mendidik anak.  Setiap anak unik dan berbeda-beda, satu metode bisa di terapkan pada satu anak, belum tentu bisa di terapkan untuk anak lain.  Begitu juga emak sebagai orang tua, gunakan cara yang nyaman. Begitu banyak teori-teori dan cara mendidik anak, ditulis oleh berbagai ahli psikologi dan bisa kita pelajari. Yang terpenting adalah pilih cara-cara yang sesuai dengan syariat agama Islam. Dan jangan putus berdoa agar anak-anak emak menjadi orang yang berguna di masa depan dan tetap memegang teguh prinsip agama Islam.
Semoga dengan tulisan saya ini tidak membuat para emak tegang dalam mendidik anak.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by Aktivitas dan Informasi untuk Ibu dan wanita  |  Template by Blogspot tutorial